5 Prinsip Sukses Ala Perusahaan Raksasa Rakuten

Foto oleh PriceMinister di Flickr

Apa yang membuat Rakuten bisa menjadi salah satu perusahaan Internet top di dunia?

Jika saat ini Anda melihat sebuah banner kuning terpampang di blog ini, itu karena saya sedang mengikuti sebuah kompetisi Search Engine Optimization (SEO) “Rakuten.co.id: Toko online murah, serba ada Barang unik Jepang” yang sedang diadakan oleh Rakuten Indonesia.

Jadi pada awalnya, saya hanya tahu bahwa Rakuten adalah sebuah toko online, dan tidak lebih dari itu. Namanya pun tidak sebesar Amazon atau eBay yang lebih familiar di telinga kebanyakan orang.

Tapi dalam proses penulisan dan mengoptimasi artikel untuk kontes ini, saya banyak belajar tentang perusahaan yang bercikal bakal di Jepang tersebut. Dan termasuk juga saya belajar tentang sang CEO, Hiroshi Mikitani.

Hiroshi memang sangat berambisi untuk memperbesar jangkauan bisnisnya, bukan hanya di Jepang atau Asia, melainkan di seluruh dunia. Karena itu lah ia berani berinvestasi sebesar $100juta di Pinterest yang saat ini sedang populer, membeli situs Play.com dari Inggris, dan bahkan mencanangkan bahasa Inggris sebagai bahasa resmi di kantor Rakuten.

Kabar bagusnya, Hiroshi dan Rakuten membagikan 5 prinsip sukses yang mereka terapkan dalam mengembangkan bisnis mereka. Ingin tahu?

Coba simak 5 prinsip sukses ala Rakuten berikut:

1. Always Improve, Always Advance


Mereka yang berada di Rakuten percaya bahwa ada dua kelompok manusia: Mereka yang puas dengan status quo, dan mereka yang fokus untuk mencapai tujuan atau goal.

Orang yang puas dengan status quo ketika mengalami kegagalan akan menghibur diri dengan berkata,

“Saya sudah melakukan yang terbaik!”.

Dan itulah yang sayangnya sering saya dengar dari para pemain sepak bola di Tim Nasional kita (meskipun saya juga kadang demikian…haha). Saya selalu mendengar “Meskipun kalah, kami sudah berusaha yang terbaik!”.

Halo…? Kalau sudah melakukan yang terbaik pasti juara dong?

Sikap demikian adalah sikap yang berbasis “best effort”. Berusaha sekuat tenaga untuk mencapai suatu tujuan, tapi ketika tidak tercapai mereka sudah merasa puas akan apa yang telah mereka lakukan.

Nah, orang yang kedua, yaitu orang yang fokus untuk mencapai tujuan. Menurut orang-orang di Rakuten, orang seperti ini adalah orang yang akan sepenuhnya berkomitmen dan berusaha dengan determinasi dan perjuangan yang kuat.

Di Rakuten, kepuasan harus terjadi hanya ketika tujuan sudah tercapai dengan jalan berusaha dengan disiplin untuk membuat hari ini lebih baik daripada hari berikutnya.

Kantor Rakuten di Jepang, foto oleh Yohei Yamashita

2. Passionately Professional


Saya sempat berpikir bahwa “professional” berarti juga “bersedia melakukan apapun demi uang”. Misalnya saja ketika ada seorang selebritis yang mau melakukan adegan tak senonoh dengan alasan “profesionalisme”.

Tapi tentu saja ini tidak tepat, karena menurut saya tindakan tersebut tidak bisa dibilang sebagai bertindak profesional.

Di perusahaan Rakuten pun orang dituntut untuk bersikap profesional. Maksudnya, mereka perlu menganggap bahwa tantangan itu justru bisa digunakan sebagai motivasi, bukan sesuatu yang mengintimidasi.

Satu hal lagi tentang profesionalisme menurut Rakuten adalah,

“Jika Anda bisa membuat pekerjaan Anda menjadi menyenangkan, maka berarti Anda adalah seseorang yang benar-benar professional”.

3. Hypothesize => Practice => Validate => Shikumika

Yang dimaksud dengan “hypothesize” atau membuat hipotesis menurut Rakuten adalah memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang perlu ditingkatkan. Orang-orang di Rakuten juga diajarkan untuk tidak hanya mengandalkan apa yang dilakukan orang lain sebagai inspirasi, terutama di era Internet seperti sekarang ini.

Karena itu lah diperlukan kreativitas dan fokus untuk bisa mengetahui apa yang perlu dilakukan sebelum benar-benar bekerja.

Langkah kedua adalah “practice”, yaitu menerapkan rencana yang telah dibuat secara bertahap, dan juga mencatat hasil yang telah dicapai.

Langkah ketiga adalah “validate”, yaitu membandingkan apa yang telah diperoleh di langkah kedua (practice) dengan target yang telah ditentukan di langkah pertama (hypothesize).

Langkah keempat adalah “shikumika”, yang berarti membuat sebuah sistem. Ini bisa dilakukan dengan mengambil pelajaran dari keberhasilan –keberhasilan yang telah dicapai, lalu membuat langkah demi langkahnya agar orang lain juga bisa melakukannya. Dengan begini, langkah untuk menjadi sukses bisa dibagikan secara lebih luas.

Jadi seperti Anda memasak, lalu membuat langkah demi langkahnya dalam sebuah resep agar orang lain bisa mengikuti dengan sukses.

4. Maximize Customer Satisfaction

Rakuten adalah perusahaan jasa, bukan hanya menjual produk seperti perusahaan Jepang lain misalnya Honda. Rakuten juga bergerak dalam bidang travel, internet banking, dan lain sebagainya. Itulah mengapa kepuasan pelanggan teramat penting.

Rakuten berprinsip jika kepuasan terbesar dari perusahaan jasa adalah melihat pelanggan tersenyum.

5. Speed!! Speed!! Speed!!

Pernahkah Anda membaca tentang waktu, uang dan kecepatan?

Rakuten punya prinsip untuk cepat dalam berpikir, dalam bertindak, dan dalam mengevaluasi. Hiroshi Mikitani juga pernah menulis dalam sebuah posting bahwa kecepatan itu lebih penting daripada ketrampilan / skill.


Sumber:
Rakuten Shugi – The Mission, Values and Practices of our Highly Motivated, Winning Team

http://assets2.iknow.jp/assets/landing_images/RakutenShugi.pdf

0 comments: