Hidup Islami dengan Teknologi

Syariah Publications. Kemajuan teknologi, khususnya di bidang Teknologi Informasi atau sering disebut TI benar-benar spektakuler pada dua dasawarsa terakhir. Ramalan Bill Gates, “raja” software dari Amerika Serikat benar-benar terbukti. Tahun 1990-an terjadi booming di dunia komputer dan internet yang sebelumnya hanya dipakai di kalangan terbatas.

Kampung dunia pun benar-benar terjadi. Batas-batas negara dan ideologi seakan-akan telah terhapuskan. Kini, kita bisa berkomunikasi langsung face to face dengan berbagai orang dari seluruh dunia. Biayanya, sangat murah. Hanya sebesar biaya akses internet.

Terhapusnya batas-batas negara dan ideologi inilah yang pada akhirnya memunculkan masalah. Negeri-negeri Barat seperti AS, Inggris, Perancis, dan sekutunya yang memimpin perkembangan teknologi dunia saat ini, berideologi sekuler liberal. Sementara itu, negeri-negeri Timur seperti Indonesia, Malaysia, Pakistan, dan lain-lain berlatar belakang ideologi Islam.

Masyarakat Barat yang pada awalnya awam terhadap ilmu-ilmu Islam, kini dengan mudah bisa mengakses sumber-sumber ilmu keislaman. Tidak mengherankan jika banyak bule yang sudah fasih membaca Al Quran. Kemajuan teknologi memudahkan mereka menemukan hidayah dengan masuk Islam.

Di sisi lain, masyarakat Timur seperti Indonesia, dengan mudah bisa mengakses sumber-sumber ilmu dan kebudayaan dari Barat. Kita bisa dengan mudah mengakses berbagai perpustakaan digital (digital library) yang disediakan berbagai universitas di luar negeri. Sayangnya, kemudahan akses ini tidak selalu dikawal dengan pemahaman Islam yang baik. Oleh karena itu, banyak remaja kita yang saat ini menghabiskan waktunya “menongkrongi” layar komputer, bukan untuk mengakses informasi dan ilmu bermanfaat, tetapi justru mengakses salah satu sampah peradaban Barat, yaitu pornografi.

Repotnya, regulasi pemerintah sampai saat ini belum jelas benar. Belum terlihat upaya serius untuk mencegah (mengeblok) situs-situs berkategori XXX tersebut. Padahal, sebenarnya hal itu mudah dilakukan.

Sikap Umat Islam

Terkait hadirnya ilmu dan budaya dari Barat, umat Islam terpecah dalam tiga golongan pendapat.

Pertama, mereka yang menerima sepenuhnya Barat. Mereka berpendapat, saat ini pemimpin dunia adalah Barat. Kalau kita ingin maju, maka kita harus menerima sepenuhnya semua yang datang dari Barat.

Kedua, mereka yang menolak sepenuhnya Barat. Kalangan ini mengatakan bahwa bangsa Barat adalah kafir sehingga haram hukumnya umat Islam meniru bangsa Barat, baik sedikit ataupun banyak.

Ketiga, mereka yang menerima Barat dalam bidang tertentu, tetapi juga menolak dalam bidang tertentu. Kalangan ini mengatakan bahwa bangsa Barat memang kafir, tetapi tidak semua hal yang dibawa orang kafir pasti jelek. Diperlukan filter untuk menyaring mana yang boleh ditiru dan mana yang harus ditolak.

Dari ketiga pendapat di atas, kami cenderung setuju pada pendapat ketiga. Pembahasan penting berikutnya adalah, bagaimana penyaringan itu?

Strategi Penyaringan

Secara faktual, kita menemukan dua hal yang berbeda dalam pembahasan peradaban, yaitu pemikiran (hadlarah) dan benda (madaniyah), baik madaniyah khas (terkait hadlarah) maupun madaniyah umum (tidak terkait hadlarah).

Penjelasan ringkas masing-masing istilah di atas adalah sebagai berikut. Hadlarah adalah sekumpulan pemahaman tentang kehidupan. Sifatnya khas, sesuai dengan pandangan hidup (ideologi) yang dianut. Sedangkan madaniyah adalah bentuk-bentuk fisik yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Madaniyah bisa bersifat khas (untuk umat tertentu), bisa pula bersifat umum (untuk seluruh umat manusia). Madaniyah yang dihasilkan dari hadlarah bersifat khas, misalnya film porno, sex toys, dan ATM kondom. Madaniyah yang dihasilkan oleh kemajuan sains dan perkembangan teknologi adalah madaniyah yang bersifat umum. Madaniyah umum ini tidak dimiliki secara khusus oleh suatu umat tertentu, akan tetapi bersifat universal. Contohnya adalah komputer, PDA, handphone, internet, dan lain sebagainya.

Hadlarah asing dan madaniyah khas asing termasuk suatu hal yang wajib dijauhi umat Islam. Peniruan dan penyebarannya berarti tindak kemaksiatan terhadap Allah. Sementara itu, madaniyah umum boleh untuk diambil dan ditiru.

Selain itu, kita juga harus memahami perbedaan antara ilmu dengan tsaqofah. Sebagian umat Islam mengatakan bahwa pengetahuan khas Barat seperti ilmu politik sekuler, ekonomi neo liberal, dan lain sebagainya dianggap sama universalnya dengan sains dan teknologi. Ini adalah kekeliruan besar. Faktanya, berbagai pemikiran politik dan ekonomi dari Barat sarat dengan nilai-nilai khas ideologi kapitalisme sekuler liberal (yang sudah diharamkan penyebarannya oleh MUI melalui salah satu fatwanya). Sangat berbeda dengan ilmu-ilmu kedokteran, kimia, fisika, dan astronomi.

Aplikasi Teknologi Dakwah

Saat penyebaran kemaksiatan semakin maju dan canggih, maka seharusnya dakwah lebih maju dan lebih canggih. Oleh karena itu, sikap ogah-ogahan dalam mempelajari teknologi adalah salah. Mempelajari teknologi termasuk fardlu kifayah bagi umat Islam.

Kemajuan teknologi bisa kita manfaatkan untuk kemajuan dakwah. Berikut ini kami sampaikan beberapa contoh aplikasi teknologi yang mendukung dakwah.

1. Website dan Webblog Islami

Website dan webblog termasuk salah satu media dakwah yang efektif. Ratusan juta manusia di seluruh dunia mengakses internet dan jumlahnya semakin bertambah dari waktu ke waktu. Beberapa website Islami dengan segmen remaja yang baik untuk dikunjungi adalah : www.studia-online.com, www.islamuda.com, dan www.muslimuda.com. Webblog Islami : www.famhar.multiply.com (teknologi dan dakwah), www.konsultasi.wordpress.com (konsultasi agama), dan www.fervorspirit.blogspot.com (motivasi hidup).

2. Film Islami

Film juga efektif untuk penyebaran ilmu Islam. Orang-orang Barat telah lama memproduksi film untuk tujuan penyebaran ilmu pengetahuan, seperti The Discovery Channel, National Geographic, BBC London, dan lain sebagainya. Saat ini juga telah muncul film-film pengetahuan yang Islami, misalnya film-film produksi Harun Yahya (OKUR Production), Khilafah Publications, An Nahda Production, Media Islam Gemilang (MIG), dan El Moesa Production.

3. Digital Library

Sesuai namanya, Digital Library adalah Perpustakaan Digital. Tidak seperti lazimnya perpustakaan yang menampung bertumpuk-tumpuk buku (kertas) seperti yang selama ini kita kenal, Digital Library sangat berbeda. Ia menampung sumber-sumber ilmu pengetahuan itu dalam format digital, misalnya ebook. Bentuknya bisa bermacam-macam, bisa berupa website bisa juga berupa CD. Salah satu contoh produknya adalah CD Digital Journal Al Manar yang diproduksi oleh mahasiswa-mahasiswa Islam yang tergabung dalam Digital Library Project Community, Fisipol UGM.

4. Software Islami

Berbagai software Islami sangat membantu kita yang ingin hidup Islami. Beberapa contohnya adalah : The Holy Qur’an Program (Al Quran dan terjemahnya), Hadith Encyclopedia (kumpulan sembilan kitab hadits, yang memuat 62.000 hadits, setara dengan 25.000 halaman buku yang lengkap dengan penjelasannya), Masjid 2000: Ensiklopedi Masjid Se-Indonesia, Shollu (jadwal sholat dan penyuara adzan), Mawaqit Shalah (pengingat waktu sholat, aplikasi berbasis Java untuk HP), Hijri (penunjuk tanggal hijriyah, aplikasi berbasis Java untuk HP), dan masih banyak lagi.

Teknologi bak pisau bermata dua. Pemegangnyalah yang menentukan apakah akan digunakan untuk kebaikan dan pembelaan terhadap Islam ataukah justru untuk menikam kaum muslimin sendiri. Insya Allah, kita semua bisa mulai mengaplikasikan teknologi dakwah ini dalam kehidupan sehari-hari. Wallahu a’lam bishshowab


Oleh : Farid Ma’ruf (Praktisi Cyber Dakwah, Pengelola Jaringan Situs Syariah Publications)

* Makalah disampaikan dalam Seminar Remaja dan Teknologi dengan tema “Teknogrogi? Nggak Banget…” yang diselenggarakan oleh Lembaga Studia bekerja sama dengan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Kamis 28 Juni 2007 di Ruang Seminar Gedung AR Fakhruddin, Kampus Terpadu UMY.

0 comments: