Oleh : Purkon Hidayat
Cerita Cerita Inspiratif Dan Motivasi
Sepasang  tangan menengadah berbalut warna kuning menyala tepat berpadu dengan  keteduhan aroma biru. Di bagian tengah tertulis logo Komite Emdad Imam  Khameini, tepat di bawah tulisan kotak sedekah berbahasa farsi.
Kotak  sedekah segi lima itu kini menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari  eksistensi Iran pasca kemenangan revolusi Islam. Inilah simbol baru Iran  selama tiga dekade. Simbol tersebut seusia dengan revolusi Islam yang  telah mengubah haluan negara muslim yang dihuni lebih dari 74 juta jiwa.  
Kotak  sedekah segi lima ini mengundang tanya bagi orang asing seperti saya.  Delapan tahun lalu, ketika pertama kali menginjakan kaki di negeri  sahara ini, untuk pertama kalinya saya menyaksikan deretan kotak sedekah  berjejer di pintu tol  dua lajur Tehran-Qom. Persis, di depan komplek  pemakaman Imam Khameini. 
Belum  reda rasa heran itu, kotak-kotak sedekah semakin banyak jumlahnya saat  memasuki  kota Qom, terutama di sekitar komplek pemakaman Sayidah  Fatimah, yang menjadi jantung kotam sekaligus pusat ziarah kota kecil  itu. 
Kotak  amal segi lima berwarna biru tegak berdiri ditopang satu tiang yang  sewarna dengan gambar tangan yang menengadah, kuning kontras. Kotak  sedekah itu sepertinya dibiarkan disengat terik matahari dan diguyur air  hujan.
Tanpa  kunci gembok besar dan rantai pengikat, kecuali kunci kecil yang biasa  digunakan untuk kotak-kotak sedekah di tanah air. Terbersit keheranan di  kepala saya. Kotak seperti itu tentu mudah dijarah. Betapa tidak, kotak  amal yang disimpan rapi di toko-toko saja bisa kebobolan, apalagi yang  keleleran di jalan seperti itu. 
Di  Iran, saya menemukan fenomena kontras. Kotak amal yang gentayangan di  jalanan, belum terdengar terjadi kebobolan. Setidaknya, selama delapan  tahun menetap di negeri kaum Mullah ini, saya tidak pernah mendengarnya.  Padahal jumlah kotak amal tersebut terbilang besar. Tidak  tanggung-tanggung, sebanyak 5,8 juta kotak sedekah tersebar di seluruh  penjuru Iran. Selama 24 tahun, dari kotak sedakah tersebut telah  terhimpun dana melebihi 4,7 trilium rial. 
Kotak-kotak  sedekah itu digalang oleh organisasi sosial masyarakat bernama Komite  Emdad Imam Khomeini. Lembaga ini dibentuk atas instruksi langsung  Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Imam Khomeini, pada 5 April 1979.  Tepat 22 hari pasca kemenangan revolusi Islam Iran, 22 Bahman.
Tujuan  utama pendirian lembaga sosial ini untuk mengangkat harkat dan martabat  mustadafin dan menjadikannya mandiri secara ekonomi maupun sosial.  Selama tiga dekade, Komite Emdad Imam Khameini telah mengucurkan bantuan  kepada 1.891.232 keluarga miskin, dan 4.619.028 orang yang  membutuhkan.Hingga kini, sekitar lembaga sosial ini telah membantu  perbaikan ekonomi 1.069.590 keluarga pedesaaan Iran. Emdad Imam Khameini  juga menyalurkan bantuan kepada 2.704.465 orang yang menetap di wilayah  pedesaan. 
Tidak  hanya itu, lembaga sosial ini juga membantu perbaikan ekonomi sebanyak  808.626 keluarga miskin kota. Data resmi yang dikeluarkan Komite Imdad  Imam Khameini menyebutkan bahwa setahun yang lalu sebanyak 1.871.275  orang warga miskin kota terbantu melalui program pengentasan kemiskinan  yang dilakukan lembaga sosial ini.
Selama  tiga dekade, Komite Emdad menyalurkan pinjaman lunak sebesar 479.000  jenis dengan nilai sebesar 6,563 trilium rial. Hasilnya, sebanyak  120.800 keluarga telah mandiri.
Selain  disebar di jalan-jalan, kotak sedekah itu juga dipasang di tempat-tempat  strategis pada momentum tertentu. Misalnya, pada akhir musim panas  setiap tahunnya, kotak sedekah itu berdampingan mesra dengan tenda-tenda  amal pada hari perayaan Jasn Atefe, hari berbagi kasih sayang. 
Selama  14 tahun, Jasn Atefe ini telah menghimpun dana sebesar 243,1 milyar rial  untuk membantu anak-anak sekolah kurang mampu yang akan menjalani tahun  ajaran baru di awal musim gugur. Even ini sekaligus mendidik anak-anak  untuk empati kepada sesamanya yang kurang beruntung secara ekonomi.
Di luar  itu, pada momentum tertentu seperti hari-hari besar nasional, Komite  Emdad juga menggalang dana dengan menebarkan kotak-kotal sedekah itu.
Kini,  setelah delapan tahun berlalu, saya menyaksikan kotak sedekah itu tetap  tegar di tengah teriknya musim panas jalanan kota Tehran. Di tengah  belantara papan reklame yang menjual konsumerisme bagi jutaan mata yang  melintasi jalanan kota metropolis itu, kotak sedekah mengetuk nurani  agar tidak terhanyut di rimba rutinitas yang kian hari menggerus  penghuninya terasing dari dirinya sendiri. Kotak sedekah itu, mengajak  menemukan kembali kemanusiaan dengan menghidupkan rasa peduli kepada  sesama. Itulah pelita dari kotak sedekah.
Gubahan Saadi menyadarkan kembali pesan dari kotak sedekah itu.
anak Adam bak satu tubuh
ketika salah satu anggota badan sakit
yang lain akan merasakannya
Jika tidak demikian,
tidak layak disebut manusia.
(IRIB/GemaMustadhafin/PH)
anak Adam bak satu tubuh
ketika salah satu anggota badan sakit
yang lain akan merasakannya
Jika tidak demikian,
tidak layak disebut manusia.
(IRIB/GemaMustadhafin/PH)
Sumber:
 

No comments:
Post a Comment