Refleksi diri

Suatu hari, seorang anak kecil dan ayahnya berjalan di sebuah gunung. Karena jalannya licin, tiba-tiba anak itu tergelincir dan menjerit, “Ahh..”. Tetapi betapa kagetnya dia, ketika terdengar suara di balik gunung. Dengan penuh rasa ingin tahu, ia kembali berteriak, “Hay, siapa kau?!”. Ia mendengar lagi suara dari balik gunung. Mendengar hal itu, ia merasa dipermainkan. Dan dengan marah, ia kembali teriak, “Kau pengecut!”. Tapi sekali lagi, dari balik gunung juga terdengar suara balasan.
Bingung dengan apa yang telah terjadi, kemudian si anak kecil bertanya pada ayahnya. “Ayah, sebenarnya apa yang terjadi? Siapa orang yang menirukan ucapanku tadi? Mengapa aku tidak melihatnya?”. Mendengar pertanyaan anak kecil tadi, sang ayah lalu berkata, “Anakku, ayo kita pulang”.
Kemudian, sang ayah berteriak sekuat tenaga pada gunung, “Aku mengagumimu..”. sekali lagu ayahnya berteriak, “Kau adalah sang juara..!”.
Anak itu masih saja terheran-heran dan belum juga bisa memahami. Kemudian ayahnya menjelaskan, “Anakku, orang-orang menyebutnya gema. Tetapi sesungguhnya, ada makna lain dalam kehidupan kita ini. Ia akan mengembalikannya pada kita apa saja yang sudah kita lakukan dan kita katakan, hidup kita ini hanya refleksi dari segala tindakan kita”.
Bila kita ingin mendapatkan ketulusan dan kasih sayang di dunia ini, maka berikanlah ketulusan dan kasih sayang dari hati kita. Bila kita ingin mendapatkan kebaikan dari orang lain, maka berikanlah kebaikan dari diri kita. Hal ini berlaku pada siapa saja dan berlaku pada segala aspek dalam perjalanan kehidupan. Hidup akan memberikan apa telah kita berikan kepadanya, maka sebenarnya hidup ini bukan suatu kebetulan. Hidup adalah pantulan dari diri kita, juga bunga dari diri kita.
 Sumber:
http://www.andyfebrian.com

0 comments: